Tuesday, October 25, 2011

Celoteh Si Kecil ~ Membumi.....


Sore itu si kecil , adinya dan sang bapak meluangkan waktu berjalan-jalan di areal persawahan. Menikmati suara itik yang sedang  mencari makan  sisa-sisa dari tanaman padi yang baru saja dipanen. Kecerian sore yang terhampar di sekitar yang terkadang dianggap biasa saja, namun sebenarnya teramat sayang untuk dilupakan. Betapa alam sekitar senantiasa menemani dan memberikan banyak pelajaran. Tinggal bagaimana kita mau menyikapinya.

”Pak, kemarin aku sudah di dongengin cerita ”kupu-kupu dan lebah madu”. Sekarang  ayo cerita lagi sambil menunggu adik yang sedang asyik bermain dengan itik,” kata si kecil .

”Iya adikmu sedang asyik , kita biarkan saja di berkawan dengan teman-teman barunya. Bapak sedang tidak ada cerita dongeng yang rasanya tepat untuk disampaikan sore ini,” kata sang bapak sambil terdiam sejenak.

Cukup lama mereka berdua terdiam, hingga akhirnya timbul sedikit ide. Kemudian diapun sambil menunjuk, diapun berkata,”Coba kamu lihat disana le!”.

”Pohon itu ya pak,” kata si kecil sambil menunjuk pohon yang dimaksud,”Bukankah itu pohon kelapa, ada apa yang aneh dari pohon itu?”

”Tidakkah kamu lihat betapa tingginya pohon itu, mungkin umurnya lebih tua dari usia bapak. Betapa kokohnya dia, menjulang tinggi seakan hendak mencapai langit,” kata sang bapak sambil melihat kepada si kecil.

”Dahulu diapun hanya berasal dari sebutir kepala yang tumbuh. Semakin lama dia terus berkembang. Semakin tinggi. Namun dia terus menghasilkan buah. Diapun semakin hari semakin kokoh menerima segala terpaan angin yang terus berusaha merobohkan dirinya. Perakaran yang semakin kuat mencengkeram tanah tempat dia tumbuh. Tidakkah itu menarik. Sama seperti dengan dirimu saat ini, saat ini dirimu masih kecil. Masih banyak yang bisa kamu pelajari. Masih banyak kesempatan untuk mengembangkan dirimu. Dibutuhkan ketekunan dan niat yang kuat untuk terus belajar. Semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang kamu belajari, sekecil apaun itu pasti itu akan menjadi bekal yang cukup bagimu.  Seperti akar pohon kelapa itu yang semakin kokoh, dirimu juga harus memperkuat pondasi dirimu. Dengan berbekal  kejujuran dan ketulusan yang selalu kamu jaga.  Semakin lama kamu akan semakin merasakan semakin banyaknya godaan, gangguan yang mencoba mengalihkan dan merobohkanmu. Namun jagan kamu resa takut. Tetaplah teguh, jagalah kegigihanmu. Seperti pohon kelapa yang selalu menghasilkan buah, dirimu juga berusahalah untuk memberikan buah-buah kehidupan. Sekecil apapun itu, berusalah untuk memberikan buah yang terbaik dari dirimu untuk sesamamu. Satu hal yang jangan kamu lupakan, seperti pohon kelapa itu dia akan selalu ingat bahwa dia selalu ingat tempat dimana dia tumbuh. Dirimu juga harus selalu ingat, berusahalah untuk selalu membumi. Seberapa tinggi sanjungan, kedudukan yang kamu dapatkan nantinya hendaknya kamu selalu ingat dan menyadari bahwa kamu sendiri dahulu bukan siapa-siapa dan nantinya kamupun juga bukan siapa-siapa. Dirimu hanyalah sebagian kecil dari semua makhluk yang ada. Sama seperti bapak dan adikmu itu. Dengan membumi, semoga kamu bisa seperti pohon kelapa itu,” lanjut sang bapak sambil mengusap kening si kecil.

Si kecil seperti biasanya hanya tersenyum, sambil bersandar di bahu bapaknya. Karena sudah saatnya untuk mandi, diapun memanggil adiknya.

“Ayo dik, pulang dulu. Sebentar lagi cuaca akan gelap,” 

Sang adik menoleh dan berlari menuju sang kakak dan bapaknya. Kemudian mereka bertiga berjalan kaki, menyusuri pematang sawah menuju rumah dimana mereka akan merasakan kehangatan pelukan dan senyuman sang ibu. 

Kelembutan dan kehangatan malampun sudah menanti mereka.  Tak  bosan-bosannya menyelimuti semua makhluk yang  ada.

No comments:

Post a Comment