Thursday, October 27, 2011

Celoteh Si Kecil ~ Bermain layang-layang


Sore itu cuaca sangat cerah ketika si kecil,sang adik dan bapaknya sedang asyik bermain layang-layang di sebuah lapangan dekat rumah mereka. Sang ayah sedang sedang berusaha menerbangkannya setelah sebelumnya di bantu si kecil, sementara sang adik membantu memegang tempat gulungan benang . Tak beberapa lama, layang-layang berhasil mengudara. Si kecil kemudian diajari caranya menerbangkan layang-layang. Terbayang wajah keceriaan dari si kecil dan sang adik. Betapa mereka sangat menikmati permainan tersebut.

”Ayo sekarang coba kamu tinggikan lagi, ulur benangnya,” kata sang ayah yang diikuti si kecil dengan mengulur benang sehingga layang-layang terlihat semakin tinggi.

”Ayo kamu tarik benangnya, agak kamu turunkan lagi. Kemudian buatlah layang-layng itu bergerak  kekanan, kekiri atau memutar-mutar,” lanjut sang bapak kepada si kecil.

Sang bapak berusaha mengajari si kecil, dan tentu saja sang adik juga ikut belajar dengan memperhatikan semuanya. Setelah beberapa lama, akhirnya layang-layang diturunkan. Mereka bertiga duduk dibawah pohon, sambil dibukanya bekal minuman dan makanan kecil. 

”Bagaimana le, senang tidak bermain layang-layang?” tanya sang bapak.

”Tentu saja senang pak, besok main lagi ya. Adik juga senang,” jawab si kecil sambil melihat sang adik. Adik si kecil hanya tersenyum sebagai tanda kalau diapun menikmati bermain layang-layang.

”Bapak juga senang kalau kalian menikmatinya. Akan lebih senang lagi kalau kalian bisa belajar dari sebuah permainan ini,"kata sang bapak.

Sejenak dia terdiam seakan mencari kata-kata yang tepat bagi si kecil dan sang adik. Setelah beberapa saat akhirnya dilanjutkan lagi.

”Seperti layang-layang saat ditarik talinya akan terasa ketegangan, begitu pula dirimu ada saat dirimu merasakan ketegangan, kegelisahan, kegundahan karena sesuatu hal yang mempengaruhimu. Ada juga saatnya dirimu merasakan diri lepas bebas, tidak ada beban yang membebanimu seperti saat layang-layang diulur talinya. Saat tegang dan lepas itu akan silih berganti datang. Kelak kalian pelajari dan amati hingga nantinya kalian memahami kalau semuanya itu hanyalah ilusi semata. Sebagai permainan pikiran kalian. Semoga nantinya kalian bisa menikmatinya sebagai sebuah kesatuan. Terkadang dirimu harus belok ke kanan, kekiri, atau jungkir balik namun akhirnya dirimu akan terus berusaha terbang tegak seperti layang-layang tadi yang akhirnya terus terbang, ” kata sang sambil melihat si kecil dan adiknya yang sedang makan pothil

”Seperti layang-layang yang mebutuhkan dirimu untuk menerbangkan dan mengendalikanya. Kalian berdua juga harus belajar mengendalikan diri. Belajarlah seperti saat bermain layang-layang. Jangan sampai kehilangan kendali. Belajarlah terbang selayaknya layang-layang yang dengan kokohnya menerima semua goncangan angin sebagai teman dirinya untuk terus terbang. Kelak kalian akan bisa menemukan yang lebih banyak lagi dari sebuah permainan layang-layang, seiring dengan pertumbuhan dan keinginan kalian untuk terus belajar,” lanjut sang bapak sambil diusapnya kepala si kecil dan sang adik.
Kemudian mereka bertiga merapikan segala peralatan dan layang-layang yang ada. Bertiga mereka akhirnya berjalan pulang ke rumah. Senyum dan kehangatan sang ibu sudah menantikan kedatangan mereka bertiga.

No comments:

Post a Comment