Seperti biasanya mengisi hari libur, sang bapak (B) dan si kecil (K) jalan-jalan. Kali ini mereka berdua berjalan-jalan ke sawah, mencari kecebong dan ikan cetho. Menyusuri pematang sawah mereka berjalan sambil sesekali melihat barangkali ada kecebong atau cetho. Hingga akhirnya mereka istirahat di bawah pohon pisang. Tak jauh dari situ ada seorang simbah (S) petani sedang mencari rumput. Melihat itu si kecil bertanya
K : "Pak, simbah itu lagi ngapain " katanya sambil mengusap keringatnya.
B : "Lagi mencari rumput (ngarit) le, tapi agar kamu lebih mengetahui coba kamu tanyakan sendiri ke simbah itu. Ayo bapak temenin nanya sama simbah itu le."
Mereka berduapun mendekati simbah yang sedang asik mengarit (memotong rumput), setelah memberikan salam maka si kecilpun bertanya.
K : "Mbah, sedang apa , kok dari tadi mukul-mukul rumput to mbah?"
S : "Hehehehe, wah cucu simbah lucu tenan. Simbah lagi ngarit buat memberi makan kerbau di kandang. Coba cu sekarang simbah ajarin ngarit ya." jawab simbah sambil meminjamkan arit nya kepada si kecil.
Si kecilpun langsung diberikan arit, bukan gagang yang dipegangnya tapi bilah arit yang dipegangnya. Simbah terkekeh-kekeh melihat kelakuan si kecil, kemudian diajarkannya caranya memegang arit, mengayunkannya ke rumput hingga akhirnya si kecil paham dan dapat mengarit dengan benar.
S : "Begitulah cu kiranya cara mengarit yang bisa simbah ajarkan. Sekarang dirimu bisa memahami arit, rumput dan dirimu sebagai sebuah kesatuan. Semoga ini bisa menjadikan bekal bagimu dalam menapaki perjalanan yang harus kau tempuh. Simbah hanya bisa terus berusaha merawat padi-padi yang ada, agar dapat mengahasilkan beras yang pulen. Beras alami yang mudah-mudahan memberikan rasa yang terbaik yang bisa cucu rasakan." kata Simbah sambil memberikan penjelasan kepada si kecil tentang semua yang baru saja dia pelajari.
Setelah berbincang-bindang cukup lama, sang bapak dan si kecil pamit untuk kembali kerumah dan Simbah meneruskan menyiangi tanaman padi. Sampai di rumah sambil selonjoran di tikar si bapak ngobrol lagi sama si kecil.
B : "Benar le apa yang tadi dikatakan Simbah. Dirinya mengajari dirimu caranya dirimu harus bertindak. Bertindaklah sesuai dengan tugas dan kewajibanmu. Contoh sederhananya sekarang dirimu masih sekolah, ya terus belajarlah yang giat, carilah ilmu dengan tekun, pahami semuanya yang sedang kau pelajari yang nantinya menjadi bekal dirimu. Tetap semangat dan berusahalah untuk selalu jujur dengan dirimu sendiri. Belajarlah dan jadilah dirimu sendiri, berikan yang terbaik yang bisa kaulakukan. Jangan kau terus mengaharapkan bagian atau hak yang semestinya kau peroleh apalagi itu kalau bukan menjadi hak mu . Bapakpun sekarang hanya bisa untuk terus bekerja dan membimbing dirimu, menjadi temanmu ngobrol. Kawan seperjalanan dalam menapaki jalan hidup ini ya le."
Si kecil pun hanya manggut-manggut, sambil memijit-mijit kakinya . Mungkin kecapaian waktu jalan-jalan disawah tadi.
K : "Oya pak tadi disekolah diajarin tertawa, nangis, senyum sama bu guru."
B : "Bagus itu le, ayo sekarang kamu tertawa ntar bapak lihat, kemudian gantian bapak yang tertawa dan kamu yang liat . Habis itu tersenyum, sama sperti tadi terus nangis, marah, teriak. Biar bisa merasakan semua 'rasa' itu ya le."
Begitulah bagian dari celoteh Si Kecil, dimana si kecil dan si bapak sama-sama belajar, berteman dalam perjalanan ini dengan terus berusaha melakukan tugas dan kewajiban yang sekarang ini harus dilakukannya.
No comments:
Post a Comment