Seperti biasa, menjelang malam tiba waktunya bagi si kecil untuk mengulang kembali pelajaran yang telah diterimanya di sekolah. Saat belajar yang menjadi kebiasaan bagi si kecil disamping siang hari. Selalu ada saja yang menjadi alasan buat si kecil untk melewatkan waktu belajar yang harus dijalaninya. Namun kali ini ada sesuatu yang baru untuk dijadikan alasan.
“Pak, kalau rajin belajar memang aku bisa menjadi anak yang pintar?” sepenggal pertanyaan si kecil yang sederhana. Sebuah pertanyaan yang membuat bapak dan ibunya sedikit termenung, maklum harus dijawab dengan jawaban yang tepat. Karena sudah menjadi kebiasaan si kecil untuk membalikan jawaban yang telah ada, menjadi bahan pertanyaan kembali.
Sang bapak kemudian tersenyum sambil melirik kepada sang ibu, kemudian diapun berkata, “Sekarang bapak akan coba memberikan cerita kepadamu. Ajak juga adikmu kesini, nanti setelah selesai cerita baru kamu jawab sendiri pertanyaanmu itu ya.”
Kemudian si kecil mengajak sang adik untuk tiduran bersandar di perut sang ibu, berdua mendengarkan cerita ”Kupu-kupu dan lebah madu” .
Disebuah pegunungan terdapat sebuah padepokan yang dipimpin oleh seekor kura-kura. Banyak cantrik yang menimba ilmu disana. Diantara mereka terdapat kupu-kupu dan lebah madu yang telah lama berguru disana. Hingga sang kura-kura merasa bahwa mereka sudah cukup dan tibalah saat untuk me mengamalkannya.
Disuruhnya kupu-kupu melakukan perjalanan di sebelah barat lerang pegunungan dan lebah madu di selah timur. Berdua mereka disuruh untuk berada di tempat itu selama satu purnama, setelah itu disuruh kembali ke padepokan. Mereka berdua segera berkemas, dan melaksanakan petunjuk dari gurunya.
Sang kupu-kupu terbang, melakukan perjalanan seperti yang dianjurkan gurunya. Betapa terkejut dan tertariknya dirinya melihat hamparan tanaman bunga di sana. Sungguh indah , beraneka jenis bunga tumbuh subur . Keindahan alam yang mempesona, beberapa saat dirinya terlena oleh keadaan. Hingga akhirnya tersadar akan tugasnya sebagai seekor kupu-kupu. Bunga-bunga yang ada dihinggapinya, membantu proses penyerbukan yang seharusnya terjadi. Dalam hatinya diapun juga berkata ,”Sungguh indah apabila kucoba melakukan pernyerbukan silang, antara bunga-bunga yang berbeda warna. Mungkin nantinya dapat kuhasilkan jenis tanaman bunga yang mampu menghasilkan warna bunga yang lebih indah.”
Dengan tekunnya kupu-kupu melakukan semua itu, tanpa kenal lelah diapun belajar agar proses penyerbukan yang menjadi tugas dan kewajibannnya dilakukan dengan lebih baik lagi.
Sementara itu dilereng bukit sebelah sang lebah madu dibuat tertegun dengan keadaan yang dijumpainya. Sungguh gersang, hanya beberapa tanaman yang di sana. Cuaca yang terasa panas. Sempat terfikir untuk meninggalkan saja daerah itu, namun teringat pesan sang guru maka diputuskan untuk tetap tinggal disana. Perlahan diapun bisa menyesuaikan diri dengan keadaan alam sekitar, perlahan dilakukan pula tugasnya membantu proses penyerbukan. Walaupun jarak antar tanaman sangat jauh, namun tanpa kenal lelah diapun belajar agar proses penyerbukan yang dibantunya semakin lama semakin benar. Dengan harapan agar nantinya dapat dihasilkan buah atau benih yang bagus, hingga nantinya dapat tumbuh di daerah itu. Hingga keadaan daerah itu bisa berubah, kegersangan alam menjandi sirna.
Tanpa terasa satu bulan purnama sudah mendekati. Sang guru kura-kura, tentu saja sudah menantikan kedua muridnya. Pertama-tama yang datang lebah madu dengan raut muka yang musam, di hampirinya sang guru. Duduk berhadapan. Tak berapa lama datang pula kupu-kupu, namun yang mengherankan raut muka sama saja. Kekecewaan terbayang diantara mereka berdua. Sang guru hanya tersenyum melihatnya, dibiarkannya mereka berdua beristirahat.
Setelah beberapa lama kedua muridnya beristirahat, maka sang gurupun berkata,”Sungguh senang rasanya melihat kalian berdua pulang ke padepokan ini dengan selamat. Tentu banyak cerita yang bisa kalian bagikan kepadaku yang sudah renta ini. Namun mengapa masih saja kalian perlihatkan wajah-wajah murung setelah lama tidak bertemu? Tidak senangkah dengan perjalanan yang telah kalian tempuh? Ayo tersenyumlah, sambil kalian ceritakan pengalaman kalian.”
Kupu-kupu dan lebah madu akhirnya tersenyum, betapa mereka sangat menyayangi gurunya. Mereka berdua tidak mau gurunya ikut merasakan kesedihan dan kekecewaan yang mereka rasakan. Kupu-kupu yang pertama-tama menceritakan pengalamannya, dari mulai dia datang ke lereng sebelah barat hingga akhirnya dia kembali.
”Guru, terima kasih atas petunjukmu. Ditempat itu saya banyak belajar, mencoba sesuatu yang baru demi melakukan tugas saya dalam membantu penyerbukan bunga. Saya yakin usaha saya berhasil kalau saja tidak ada hujan abu yang membuat semua tanaman mati, semua nya menjadi musnah dan sia-sia. Kecewa karena semua usaha saya lakukan menjadi tiada guna,” kata kupu-kupu.
Sang guru hanya tersenyum, dan menyuruh lebah madu untuk menceritakan pula pengalamannya. Sang lebah pun dengan detil menceritakan perjalanan dan apa yang dia dapat di tempat yang ditujunya.
”Guru, awalnya saya merasa berat untuk tinggal diaerah yang tandus itu. Namun saya kuatkan tekad, untuk terus belajar di sana. Satu demi satu saya bantu tumbuhan yang tinggal beberapa agar dapat diserbuki bunganya. Ingin rasanya suatu saat daerah itu menjadi daerah yang penuh dengan tanaman, agar tidak gersang. Kiranya harapan sayapun juga dapat terwujud, namun ternyata bencana hujan abu membuat semuanya menjadi sirna. Sama seperti kupu-kupu, rasa kecewa juga masih terasa. Maafkan kami berdua guru, apabila mengecewakanmu,” kata lebah madu.
Kembali sang guru hanya tersenyum melihat dan mendengar semua yang baru saja mereka ceritakan. Sambil memandang kedua muridnya, diapun berkata ,”Sungguh senang sekali hatiku, mendengar apa yang baru saja kalian ceritakan. Satu hal yang patut membuat bangga, setidaknya kalian terus belajar. Terus belajar mengembangkan diri kalian, menemukan cara-cara yang sesuai agar tugas dan kewajiban kalian membantu penyerbukan bisa terlaksana. Belajar dan belajar, itu saja. Adapun hasilnya kalian tidak mempunyai kuasa untuk menentukannya. Berikan saja yang terbaik dari kalian.”
”Sekarang kalian beristirahatlah, besok kalian bagikan apa yang telah kalian dapatkan selama melakukan perjalanan kepada teman-teman di padepokan ini. Dan mulai sekarang belajarlah lebih tekun lagi,” kata sang guru .
Kupu-kupu dan lebah madu kemudian meninggalkan sang guru sambil diiringi senyuman penuh kebahagiaan dari sang guru.
”Nah, jadi sekarang sudah bisa kamu jawab sendiri pertanyaanmu. Atau masihkah kau pertanyakan lagi hasil dari belajarmu? ” tanya sang ibu sambil memberikan lirikan dan senyuman kepada sang bapak.
”Tidak usah kaupaksakan untuk menjawab pertanyaan ibumu, cukup kau kenang dan resapi saja cerita tadi. Mungkin bisa menjadi bekal bagi kalian berdua, ” lanjut sang bapak menimpali kata-kata sang ibu.
Si kecil pun hanya bisa tersenyum, mungkin dirinya belum bisa menjawab atau memberikan jawaban yang sesuai . Namun setidaknya cerita itu akan membekas bagi dirinya dan adiknya.
No comments:
Post a Comment