Seperti pada umumnya, setiap ada perayaan hati ulang tahun selalu ada kado yang selalu dinantikan dan diharapkan untuk diterima. Tidak ketinggalan Si Kecil dan sang adik yang kebetulan sedang merayakan ulang tahun bersama. Mereka berdua dirayakan secara bersama mengingat hari lahirnya yang berdekatan. Keduanya menantikan saat yang dinantikan, ketika sang ayah dan ibunya memberikan hadiah.
Tampak dua buah kado dengan ukuran dan bentuk dan warna yang berbeda. Kedua kado tersebut sama-sama menarik perhatian si kecil dan adiknya. Mereka berduapun akhirnya berebut memilih salah satu dari kedua kado tersebut. Tidak ada yang mau mengalah. Saling tarik diantara mereka berdua, hingga akhirnya yang ada suara tangis yang menandai saatnya bertengkar sudah dimulai.
Setelah si kecil terdiam dipangkuan ayahnya dan sang adik dipelukan ibunya, diperlihatkannya isi dari kado yang mereka perebutkan tadi.
“Ini ya yang kalian berdua perebutkan,” kata sang bapak sambil membuka bungkusan kado yang mereka perebutkan. Tampak sebuah baju ultraman kesukaan mereka berdua.
“Sekarang bapak buka ya kado yang satunya, yang tidak kalian pilih, “ lanjutnya sambil membuka kado yang lain. Ternyata kado yang kedua juga berisi baju ultraman dengan motif dan warna yang sama dengan kado sebelumnya. Hanya ukurannya saja yang membedakan. Satu sesuai dengan ukuran si kecil dan satunya sesuai dengan ukuran adiknya.
Kemudian mereka berdua memakai baju yang barusan mereka terima, dan dilanjutkan lagi acara saat bertengkar yang ditandai dengan aba-aba dari si kecil kepada adiknya. Berdua mereka memperlihatkan jurus dan ilmu ultraman seperti yang mereka lihat. Sang bapak dan ibunya hanya tersenyum melihat tingkah polah mereka berdua.
Setelah mereka berdua merasa kecapekan, akhirnya kedua duduk bersandar disamping sang bapak dan ibunya.
”Bagaimana sudah puas sekarang kalian bertengkarnya? Kenapa tadi harus berebut sebuah kotak kado, bukankah masih ada kotak lainnya? Apa karena bentuknya yang lebih bagus sehingga kalian harus berebut kotak yang kalian perebutkan? Bukankah bungkusan dan bentuk kado yang lebih bagus belum tentu menjamin isinya juga bagus? Sengaja bapak dan ibu mencoba membedakan bentuk kado tersebut hanya ingin mengetahui reaksi dari kalian berdua. Kedua buah kado yang isinya sama saja," kata sang bapak sambil menepuk-nepuk pundak si kecil dan adiknya.
"Coba sekarang lihat botol minuman yang ada di kulkas, beraneka bentuk botol sesuai dengan kesukaan kalian masing-masing. Lihat lagi dan rasakan, bukankah isinya sama saja. Hanyalah air putih semata. Perhatikan juga beraneka ragam bentuk balon yang tadi bapak tiup. Bermacam bentuk yang menarik namun isinyapun hanyalah sebuah udara yang sama. Jadi mengapa kalian seringkali lebih melihat dan memperebutkan bentuk yang ada tanpa melihat isinya. " lanjut sang bapak
Si Kecil dan adiknya hanya bisa tersenyum geli mendengar penjelasan sang bapak. Kemudian merekapun membantu sang ibu belajar membuat roti. Dari sebuah adonan yang sama, masing-masing membuat roti sesuai dengan cetakan dan kreasi masing-masing.
Bentuk dan Isi. Kedua hal yang saling berhubungan,.Bentuk seringkali menjadi belenggu dalam melihat sesuatu yang terkandung didalamnya. Keindahan dan kesempurnaan suatu bentuk menjadi hal utama. Bahkan tak jarang "bentuk" mampu menimbulkan permasalahan. Sebagian merasa sebagai bagian dari bentuk yang terbaik, terluhur dan paling agung. Dan terkadang berusaha memaksakan agar timbul kesegaraman bentuk. Keindahan keberagaman terlupakan. Sebuah kemasan atau bentuk yang membuat terlena, melupakan "ISI" yang terkandung didalamnya. Melihat dari sebuah bentuk tanpa adanya keinginan untuk mengetahui makna yang terkandung dari setiap perbuatan, acara ataupun tindakan yang seharusnya dilakukan. Sehingga segala macam 'bentuk' menjadi kehilangan makna. Sebuah kebiasan saja.
"Hanyalah sebuah catatan perjalanan sambil merangkai puzzle-puzzle kisah kehidupan menjadi penuh makna."
"Coba sekarang lihat botol minuman yang ada di kulkas, beraneka bentuk botol sesuai dengan kesukaan kalian masing-masing. Lihat lagi dan rasakan, bukankah isinya sama saja. Hanyalah air putih semata. Perhatikan juga beraneka ragam bentuk balon yang tadi bapak tiup. Bermacam bentuk yang menarik namun isinyapun hanyalah sebuah udara yang sama. Jadi mengapa kalian seringkali lebih melihat dan memperebutkan bentuk yang ada tanpa melihat isinya. " lanjut sang bapak
Si Kecil dan adiknya hanya bisa tersenyum geli mendengar penjelasan sang bapak. Kemudian merekapun membantu sang ibu belajar membuat roti. Dari sebuah adonan yang sama, masing-masing membuat roti sesuai dengan cetakan dan kreasi masing-masing.
Bentuk dan Isi. Kedua hal yang saling berhubungan,.Bentuk seringkali menjadi belenggu dalam melihat sesuatu yang terkandung didalamnya. Keindahan dan kesempurnaan suatu bentuk menjadi hal utama. Bahkan tak jarang "bentuk" mampu menimbulkan permasalahan. Sebagian merasa sebagai bagian dari bentuk yang terbaik, terluhur dan paling agung. Dan terkadang berusaha memaksakan agar timbul kesegaraman bentuk. Keindahan keberagaman terlupakan. Sebuah kemasan atau bentuk yang membuat terlena, melupakan "ISI" yang terkandung didalamnya. Melihat dari sebuah bentuk tanpa adanya keinginan untuk mengetahui makna yang terkandung dari setiap perbuatan, acara ataupun tindakan yang seharusnya dilakukan. Sehingga segala macam 'bentuk' menjadi kehilangan makna. Sebuah kebiasan saja.
"Hanyalah sebuah catatan perjalanan sambil merangkai puzzle-puzzle kisah kehidupan menjadi penuh makna."
No comments:
Post a Comment