Seperti biasa sebelum melihat film Mickey Mouse kesukaannya, Si Kecil belajar mengulang kembali pelajaran yang telah diterimanya di sekolah. Ditemani sang adik yang tak jarang justru mengganggu Si Kecil dalam belajar. Asyik dia dengan pelajaran membaca,terkadang ucapan yang keluar ditirukan oleh sang adik yang sedang belajar bicara. Ditemani pula oleh sang ibu yang senantiasa menemani keduanya, sementara sang bapak menemani pula sambil membaca sebuah buku.
Setelah beberapa lama, dan Si Kecil merasa kesulitan maka diapun bertanya kepada sang ibu," Bu, ini membacanya gimana ya. Aku tidak bisa membacanya."
"Bukankah kemarin kamu sudah belajar huruf, coba kamu perhatikan lagi tulisan ini. Kamu ingat lagi huruf yang ada di tulisan ini. Baca pelan-pelan rangkaian huruf yang membentuk tulisan ini," kata sang ibu kepada si kecil.
Si Kecil dengan terbata-bata membaca tulisan itu, dan kemudian diulanginya lagi hingga akhirnya diapun mampu membaca tulisan itu dengan lancar.
"Coba sekarang kamu coba baca tulisan ini," katasang ibu sambil menunjukkan tulisan lainnya di buku pelajaran si kecil.
Terdiam sebentar si kecil melihat tulisan itu, dengan terbata-bata dia membacanya. Namun ada beberapa bagian yang ternyata salah, dan walaupun diulang terus menerus tetap saja tidak bisa membacanya. Dengan sabarnya sang ibu kemudian menunjukkan bagian yang salah dan memberitahu bagaiman bunyi yang benar dari tulisan itu. Si kecilpun memperhatikan dengan sungguh-sungguh,diikuti dengan sang adik yang seakan mengerti apa yang dikatakan ibunya.
"Jadi begini le, kalau belajar hendaknya dirimu jangan hanya menghafal saja.Kalau cuma hafalan saja, nanti kamu akan kesulitan dalam membaca tulisan yang lainnya. Pahami benar pelajaran tentang huruf yang telah kamu pelajari, sehingga nantinya dirimu tidak akan kesulitan dalam pelajaran membaca," kata yang ibu selanjutnya.
"Iya le, benar kata ibumu. Dahulu bapak ini juga kesulitan dalam mengikuti pelajaran fisika. Merasa takut dengan pelajaran itu. Namun secara perlahan dengan memahami pelajaran, rumus serta hukum fisika yang ada maka perlahan juga tidak kesulitan dalam mengikuti pelajaran. Dapat mengelesaikan soal-soal fisika yang ada, dan terkadang sekarang ini juga membantu pula dalam menyelesaikan permasalahan yang ada," kata sang bapak sambil mendekati si kecil dan adiknya.
"Coba kamu lihat adikmu itu, sama seperti dirimu di waktu seusia dia. Sekarang dia hanya bisa meminta susu, minta disuapin makan, tidur, ganti celana karena basah kena pipis. Begitu diulang-ulang, sambil sekarang dia belajar menirukan omongan yang didengarnya. Seperti sebuah hafalan saja, namun dia terus berkembang mempelajari dan memahami yang baru. Hendaknya dirimupun begitu pula, pelajari dan pahami yang diajarkan hingga akhirnya kamu bisa bukan karena kamu hafal namun karena dirimu memahami apa yang kamu pelajari." lanjut sang bapak kepada si kecil.
Si kecil hanya bisa manggut-manggut mendengar penjelasan sang bapak.
"Ayo sekarang rapikan peralatan yang ada, ajak adikmu membantu. Sebentar lagi saatnya melihat film kesukaan kalian. Setelah itu saatnya doa bersama dan tidur, agar besok tidak kesiangan bangunya," kata sang ibu yang diikuti oleh si kecil dan adiknya merapikan peralatan.
Akhirnya merekapun larut dalam tidurnya, ditemani suara binatang malam sebagai teman seperjalanan.
Si kecil hanya bisa manggut-manggut mendengar penjelasan sang bapak.
"Ayo sekarang rapikan peralatan yang ada, ajak adikmu membantu. Sebentar lagi saatnya melihat film kesukaan kalian. Setelah itu saatnya doa bersama dan tidur, agar besok tidak kesiangan bangunya," kata sang ibu yang diikuti oleh si kecil dan adiknya merapikan peralatan.
Akhirnya merekapun larut dalam tidurnya, ditemani suara binatang malam sebagai teman seperjalanan.
Terkadang dalam menjalani HIDUP
terjebak dalam sebuah rutinitas
sebuah kebiasaan
hingga akhirnya menjadikannya sebagai
SEBUAH HAFALAN
membelenggu dan membuat lupa
untuk belajar memaknai
dan memahami HIDUP
No comments:
Post a Comment