Suatu ketika Si Kecil sedang melihat sang bapak sedang asyik mengupas mangga muda. Diperhatikannya mangga yang telah dipotong-potong, kemudian ia mengambil sebuah dan dimakannya. Mungkin karena rasanya yang masam, dibuangnya potongan mangga itu. Sang bapak hanya tersenyum geli melihat tingkah polah si kecil.
"Kenapa le, kok kamu buang mangganya. Tidak enak ya?" tanya sang bapak.
"Lha iya pak, rasanya aja masam kayak gini. Apa enaknya makanan seperti ini, aku ndak suka yang masam-masam. Buah yang ndak ada gunanya, mendingan dibuang aja ya pak," jawab si kecil dengan ketusnya.
"Jangan berfikir dan menilai seperti itu le, setiap buah itu juga mempunyai kegunaan masing-masing. Coba kamu ingat lagi waktu kemarin belajar memasak. Bukankah waktu itu juga ada buah asam jawa yang dimasukkan sehingga membuat sayur asam menjadi lebih enak rasanya. Seperti juga juga buah belimbing wuluh yang rasanya masam itu juga seringkali dicampur dalam masakan agar rasanya lebih enak. Begitu juga dengan mangga muda ini yang rasanya asam, bukankah kamu suka kalau sudah dibuah suatu manisan?" kata sang bapak kepada si kecil.
"Hehehehehe.........iya pak, aku lupa. Benar juga asam jawa, belimbing wuluh, sekarang mangga muda ini. Sama-sama rasanya masam, tapi kalau diolah bisa menambah rasa suatu masakan bahkan bisa juga menjadi makanan yang enak ya," jawab si kecil sambil tersenyum-senyum menyadari kekeliruannya.
"Nah sekarang kamu ingat-ingat lagi ya le. Seringkali kita ini sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan, justru seringkali menyalahkan dan membuat kekurangan itu sebagai sebuah alasan untuk pembenaran diri sendiri. Aku ndak suka, aku tak ingin, aku ndak mau, aku ndak cocok. Kata-kata yang seringkali terlontar begitu kita tidak mampu untuk melakukan sesuatu. Bahkan tidak jarang karena terlalu menyalahkan diri maka menjadi minder, rendah diri, tidak pede untuk melakukan sesuatu. Kekurangan yang dimiliki justru dijadikan senjata untuk pembenaran pribadi. Akan lebih parah lagi kalau kita melihat dan menilai kekurangan seseorang, dan menghakiminya sebagai manusia yang tidak berguna. Tidak pantas lagi untuk berteman, bersahabat dengannya. Sadar bahwa kita sebagai manusia itu penuh dengan kekurangan itu baik. Namun akan lebih baik apabila kita mampu menerima setiap kekurangan itu, memperbaiknya dengan mengolah diri ini hingga akhirnya menjadikannya sebuah pelengkap untuk menjadi manusia yang lebih baik. Serta mau menerima sekitar kita yang juga penuh dengan kekurangan, berdamai, bekerja sama, maka akan menjadikan hidup ini lebih indah. Semua makhluk itu berguna dengan segala kekurangan yang ada," kata sang bapak sambil mencoba menjelaskan kepada si kecil.
Si kecilpun akhirnya tersenyum-senyum mendengar kata-kata sang bapak. Kemudian mereka berduapun membuat sambal sebagai pelengkap mangga muda untuk dinikmati. Sambil menunggu sang ibu dan adik si kecil yang sedang berbelanja.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
No comments:
Post a Comment