Dua orang kakak beradik sedang asyik bermain bersama, di teras rumah bermain mobil-mobilan. Berdua Si Kecil dan adiknya bermain, sambil bersenda gurau. Celoteh-celoteh anak kecil yang menjadi penyejuk dikala rasa penat terasa. Lama mereka bermain hingga akhirnya merekapun ribut dan adik si kecil akhirnya berlari masuk ke dalam rumah sambil menangis. Mencari ibunya untuk 'melaporkan' perbuatan kakaknya. Si kecilpun tak lama masuk menemui ibunya juga 'melaporkan' kenapa adiknya menangis. Si ibu hanya bisa tertawa mendengar keterangan mereka berdua. Setelah semua diam si ibu melanjutkan memasak untuk makan siang. Sedangkan Si kecil dan adiknya bermain dengan sang bapak.
"Kenapa le, kamu tidak mau bermain masak-memasak dengan adikmu. Hingga akhirnya dia menangis?" tanya sang bapak kepada si kecil.
"Aku maunya main mobil-mobilan atau main robot. Aku ndak mau kalau main masak-masakan, itu kan mainan anak perempuan. Aku kan laki-laki." jawab si kecil.
"O jadi karena kamu merasa itu mainan anak perempuan jadi kamu tidak mau ya?" tanya sang bapak lagi.
"Lha iya pak, nanti kalau dilihat teman-temanku kan aku jadi malu, masak mainan anak perempuan." jawab si kecil.
"Lihat itu adikmu aja tidak malu bermain masak-masakan, jadi kenapa harus malu. Ayo sekarang kita bantu ibumu memotong sayuran yang akan dimasak. Ajak adik juga." kata sang bapak, kemudian mereka bertigapun berada di dapur membantu memotong sayuran yang akan dimasak dan melihat semua bahan masakan yang akhirnya dimasak oleh ibunya menjadi sebuah masakan.
Mereka berempatpun akhirnya makan siang bersama, dengan lahapnya si kecil dan adiknya menghabiskan makanan mereka. Dan setelah selesai makan sang bapak melanjutkan ceritanya.
"Tadi kamu malu bermain masak-masakan dengan adikmu, sekarang bukankah dengan membantu ibumu memasak membuat dirimu mengetahui sayuran dan bumbu-bumbu yang dibutuhkan serta cara memasak hingga menjadi sebuah makanan yang enak. Seringkali kita ini malu dilihat orang dan sudah terkotak-kotakkan antara laki-laki dan perempuan. Hingga akhirnya laki-laki tidak boleh mengerjakan pekerjaan perempuan, begitu juga sebaliknya. Bahkan tidak jarang timbuk pembedaan antara laki-laki dan perempun. Walaupun ada beberapa hal yang memang tidak bisa digantikan antara laki-laki dan perempuan. Karena itu laki-laki dan perempuan sama saja, harus saling membantu satu dengan yang lainnya. Kemudian dengan belajar memasak kamu juga bisa belajar untuk membuat suatu masakan yang enak juga dipengaruhi sayuran, bumbu dan cara memasaknya. Dan untuk membuatnya juga harus dimasak. Demikian juga dirimu apabila diibaratkan sebuah masakan, maka dirimu ini harus kamu masak dengan sungguh-sungguh. Dengan ketekunan, kejujuran, kesabaran semoga kamu mampu memasak diri yang mampu memberikan makanan yang lesat bagi sesamamu melalui karya dan tindakanmu." kata sang bapak kepada si kecil sambil melirik ke istrinya yang hanya bisa tersenyum melihat raut muka si kecil dan adiknya.
Setelah kenyang, akhirnya si kecil dan adiknya tidur siang dengan ditemani sang bapak dan ibunya.
"Kenapa le, kamu tidak mau bermain masak-memasak dengan adikmu. Hingga akhirnya dia menangis?" tanya sang bapak kepada si kecil.
"Aku maunya main mobil-mobilan atau main robot. Aku ndak mau kalau main masak-masakan, itu kan mainan anak perempuan. Aku kan laki-laki." jawab si kecil.
"O jadi karena kamu merasa itu mainan anak perempuan jadi kamu tidak mau ya?" tanya sang bapak lagi.
"Lha iya pak, nanti kalau dilihat teman-temanku kan aku jadi malu, masak mainan anak perempuan." jawab si kecil.
"Lihat itu adikmu aja tidak malu bermain masak-masakan, jadi kenapa harus malu. Ayo sekarang kita bantu ibumu memotong sayuran yang akan dimasak. Ajak adik juga." kata sang bapak, kemudian mereka bertigapun berada di dapur membantu memotong sayuran yang akan dimasak dan melihat semua bahan masakan yang akhirnya dimasak oleh ibunya menjadi sebuah masakan.
Mereka berempatpun akhirnya makan siang bersama, dengan lahapnya si kecil dan adiknya menghabiskan makanan mereka. Dan setelah selesai makan sang bapak melanjutkan ceritanya.
"Tadi kamu malu bermain masak-masakan dengan adikmu, sekarang bukankah dengan membantu ibumu memasak membuat dirimu mengetahui sayuran dan bumbu-bumbu yang dibutuhkan serta cara memasak hingga menjadi sebuah makanan yang enak. Seringkali kita ini malu dilihat orang dan sudah terkotak-kotakkan antara laki-laki dan perempuan. Hingga akhirnya laki-laki tidak boleh mengerjakan pekerjaan perempuan, begitu juga sebaliknya. Bahkan tidak jarang timbuk pembedaan antara laki-laki dan perempun. Walaupun ada beberapa hal yang memang tidak bisa digantikan antara laki-laki dan perempuan. Karena itu laki-laki dan perempuan sama saja, harus saling membantu satu dengan yang lainnya. Kemudian dengan belajar memasak kamu juga bisa belajar untuk membuat suatu masakan yang enak juga dipengaruhi sayuran, bumbu dan cara memasaknya. Dan untuk membuatnya juga harus dimasak. Demikian juga dirimu apabila diibaratkan sebuah masakan, maka dirimu ini harus kamu masak dengan sungguh-sungguh. Dengan ketekunan, kejujuran, kesabaran semoga kamu mampu memasak diri yang mampu memberikan makanan yang lesat bagi sesamamu melalui karya dan tindakanmu." kata sang bapak kepada si kecil sambil melirik ke istrinya yang hanya bisa tersenyum melihat raut muka si kecil dan adiknya.
Setelah kenyang, akhirnya si kecil dan adiknya tidur siang dengan ditemani sang bapak dan ibunya.
No comments:
Post a Comment