Tuesday, May 31, 2011

Celoteh Si Kecil ~ Belajar menulis dan membaca


Suatu ketika adik si kecil  sedang asyik membuat coretan-coretan dengan menggunakan spidol di  whiteboard . Saking asyiknya tidak diperhatikannya lagi sang kakak (Si Kecil) yang diam-diam mengamati tingkah adiknya. Coret-coret yang penuh warna, entah bentuk apa yang dibuatnya.

“Buat apa tho dik, dari tadi kok cuma corat-coret saja?” tanya si kecil kepada adiknya

“Buat 'mbil,” jawab sang adil singkat dengan vocal yang belum jelas, maklum baru belajar bicara.

“Hehehehe…….mosok  seperti ini mobil. Kalau mobil ya seperti ini.” Lanjut Si Kecil sambil dirinya membuat gambar mobil  yang sebenarnya juga belum bisa dikatakan sebuah mobil kalau diamati dengan benar-benar. Hanyalah sebuah kotak dengan roda yang menurutnya sudah merupakan  gambar mobil yang benar.

“Ayo sekarang kakak ajarin membuat huruf , kemudian dibaca ya, "kata si kecil sambil kemudian membuat huruf  A sd Z. Kemudian dibacanya dan ditirukan oleh adiknya.


Setelah selesai mereka berdua membacanya, sang ibu kemudian mengajari membuat rangkaian suku kata dari huruf-huruf itu. Membuat suatu kata sederhana. Bertiga mereka belajar, ditemani pula dengan sang bapak. Diperhatikannya mereka bertiga, dalam hatinya iapun berguman,"Sekarang si kecil sedang belajar mengenal huruf dan mencoba membuat suatu rangkaian suku kata (kata). Semoga kelak dia juga bisa mengenal dan memahami dirinya. Menerima dirinya secara utuh dan menyadari bahawa dirinya hanyalah sebagai salah satu huruf. Sebuah huruf yang membutuhkan huruf yang lain agar tercipta sebuah rangkaian hidup yang indah. Sebuah huruf yang mampu memberikan sesuatu yang berguna bagi huruf lainnya. Bersama-sama dengan huruf yang lain memberikan sesuatu yang berguna bagi sesamanya."

~Manungso iku iso rumongso ananging uga biso rumongso iso~ 

Monday, May 30, 2011

Celoteh Si Kecil ~ Ayo belajar 'memasak'

Dua orang kakak beradik sedang asyik bermain bersama, di teras rumah bermain mobil-mobilan. Berdua Si Kecil dan adiknya bermain, sambil bersenda gurau. Celoteh-celoteh anak kecil yang menjadi penyejuk dikala rasa penat terasa. Lama mereka bermain hingga akhirnya merekapun ribut dan adik si kecil akhirnya berlari masuk ke dalam rumah sambil menangis. Mencari ibunya untuk 'melaporkan' perbuatan kakaknya. Si kecilpun tak lama masuk menemui ibunya juga 'melaporkan' kenapa adiknya menangis. Si ibu hanya bisa tertawa mendengar keterangan mereka berdua. Setelah semua diam si ibu melanjutkan memasak untuk makan siang. Sedangkan Si kecil dan adiknya bermain dengan sang bapak.

 "Kenapa le, kamu tidak mau bermain masak-memasak dengan adikmu. Hingga akhirnya dia menangis?" tanya sang bapak kepada si kecil.

"Aku maunya main mobil-mobilan atau main robot. Aku ndak mau kalau main masak-masakan, itu kan mainan anak perempuan. Aku kan laki-laki." jawab si kecil.

"O jadi karena kamu merasa itu mainan anak perempuan jadi kamu tidak mau ya?" tanya sang bapak lagi.

"Lha iya pak, nanti kalau dilihat teman-temanku kan aku jadi malu, masak mainan anak perempuan." jawab si kecil.

"Lihat itu adikmu aja tidak malu bermain masak-masakan, jadi kenapa harus malu. Ayo sekarang kita bantu ibumu memotong sayuran yang akan dimasak. Ajak adik juga." kata sang bapak, kemudian mereka bertigapun berada di dapur membantu memotong sayuran yang akan dimasak dan melihat semua bahan masakan yang akhirnya dimasak oleh ibunya menjadi sebuah masakan.

Mereka berempatpun akhirnya makan siang bersama, dengan lahapnya si kecil dan adiknya menghabiskan makanan mereka. Dan setelah selesai makan sang bapak melanjutkan ceritanya.

"Tadi kamu malu bermain masak-masakan dengan  adikmu, sekarang bukankah dengan membantu ibumu memasak membuat dirimu mengetahui sayuran dan bumbu-bumbu yang dibutuhkan serta cara memasak hingga menjadi sebuah makanan yang enak. Seringkali kita ini malu dilihat orang dan sudah terkotak-kotakkan antara laki-laki dan perempuan. Hingga akhirnya laki-laki tidak boleh mengerjakan  pekerjaan perempuan, begitu juga sebaliknya. Bahkan tidak jarang timbuk pembedaan antara laki-laki dan perempun. Walaupun ada beberapa  hal yang memang tidak bisa digantikan antara laki-laki dan perempuan. Karena itu laki-laki dan perempuan sama saja, harus saling membantu satu dengan yang lainnya. Kemudian dengan belajar memasak kamu juga bisa belajar untuk membuat suatu masakan yang enak juga dipengaruhi sayuran, bumbu dan cara memasaknya. Dan untuk membuatnya juga harus dimasak. Demikian juga dirimu apabila diibaratkan sebuah masakan, maka dirimu ini harus kamu masak dengan sungguh-sungguh. Dengan ketekunan, kejujuran, kesabaran semoga kamu mampu memasak diri yang mampu memberikan makanan yang lesat bagi sesamamu melalui karya dan tindakanmu." kata sang bapak kepada si kecil sambil melirik ke istrinya yang hanya bisa tersenyum melihat raut muka si kecil dan adiknya.

Setelah kenyang, akhirnya si kecil dan adiknya tidur siang dengan ditemani sang bapak dan ibunya.

Wednesday, May 25, 2011

Celoteh Si Kecil ~ Semua Makhluk Berguna

Suatu ketika Si Kecil sedang melihat sang bapak sedang asyik mengupas mangga muda. Diperhatikannya mangga yang telah dipotong-potong, kemudian ia mengambil sebuah dan dimakannya. Mungkin karena rasanya yang masam, dibuangnya potongan mangga itu. Sang bapak hanya tersenyum geli melihat tingkah polah si kecil.

"Kenapa le, kok kamu buang mangganya. Tidak enak ya?" tanya sang bapak.
"Lha iya pak, rasanya aja masam kayak gini. Apa enaknya makanan seperti ini, aku ndak suka yang masam-masam. Buah yang ndak ada gunanya, mendingan dibuang aja ya pak," jawab si kecil dengan ketusnya.

"Jangan berfikir dan menilai seperti itu le, setiap buah itu juga mempunyai kegunaan masing-masing. Coba kamu ingat lagi waktu kemarin belajar memasak. Bukankah waktu itu juga ada buah asam jawa yang dimasukkan sehingga membuat sayur asam menjadi lebih enak rasanya. Seperti juga juga buah belimbing wuluh yang rasanya masam itu juga seringkali dicampur dalam masakan agar rasanya lebih enak. Begitu juga dengan mangga muda ini yang rasanya asam, bukankah kamu suka kalau sudah dibuah suatu manisan?" kata sang bapak kepada si kecil.

"Hehehehehe.........iya pak, aku lupa. Benar juga asam jawa, belimbing wuluh, sekarang mangga muda ini. Sama-sama rasanya masam, tapi kalau diolah bisa menambah rasa suatu masakan bahkan bisa juga menjadi makanan yang enak ya," jawab si kecil sambil tersenyum-senyum menyadari kekeliruannya.

"Nah sekarang kamu ingat-ingat lagi ya le. Seringkali kita ini sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan, justru seringkali menyalahkan dan membuat kekurangan itu sebagai sebuah alasan untuk pembenaran diri sendiri. Aku ndak suka, aku tak ingin, aku ndak mau, aku ndak cocok. Kata-kata yang seringkali terlontar begitu kita tidak mampu untuk melakukan sesuatu. Bahkan tidak jarang karena terlalu menyalahkan diri maka menjadi minder, rendah diri, tidak  pede untuk melakukan sesuatu. Kekurangan yang dimiliki justru dijadikan senjata untuk pembenaran pribadi. Akan lebih parah lagi kalau kita melihat dan menilai kekurangan seseorang, dan menghakiminya sebagai manusia yang tidak berguna. Tidak pantas lagi untuk berteman, bersahabat dengannya. Sadar bahwa kita sebagai manusia itu penuh dengan kekurangan itu baik. Namun  akan lebih baik apabila kita mampu menerima setiap kekurangan itu, memperbaiknya dengan mengolah diri ini hingga akhirnya menjadikannya sebuah pelengkap untuk menjadi manusia yang lebih baik. Serta mau menerima sekitar kita yang juga penuh dengan kekurangan, berdamai, bekerja sama, maka akan menjadikan hidup ini lebih indah. Semua makhluk itu berguna dengan segala kekurangan yang ada," kata sang bapak sambil mencoba menjelaskan kepada si kecil.

Si kecilpun akhirnya tersenyum-senyum mendengar kata-kata sang bapak. Kemudian mereka berduapun membuat sambal sebagai pelengkap mangga muda untuk dinikmati. Sambil menunggu sang ibu dan adik si kecil yang sedang berbelanja.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.